Wednesday, February 22, 2012

Review Pro Evolution Soccer 2012



Siapa yang tidak mengenal seri Pro Evolution Soccer saat ini? Gamer di seluruh dunia, khususnya Indonesia sudah pasti mengenal game sepakbola yang satu ini. Konami sebagai pihak developer berhasil menjadikan franchise sepakbola ini terus menarik untuk diikuti setiap tahunnya, terlepas dari perubahan yang dihadirkan di dalamnya. Gameplay yang adiktif dan suasana kompetitif menjadi alasan utama mengapa banyak gamer yang mencintainya. Di Indonesia, popularitas PES bahkan berhasil mengalahkan seri FIFA yang mengusung visualisasi dan animasi yang lebih sempurna.
Fenomena PES di Indonesia sendiri sebenarnya sudah dimulai sejak kemunculan seri Winning Eleven di masa kejayaan Playstation dulu. Pangsa pasar yang dikuasai FIFA di kala itu berhasil dirobohkan oleh skema kontrol dan sistem permainan Winning Eleven yang terasa lebih nyaman dan nyata. Di masa ketika rental Playstation masih menjamur, Winning Eleven menjadi pemandangan lumrah yang hampir selalu ditemukan. Keengganan untuk berpaling kembali ke FIFA karena pengalaman masa lalu juga lah yang menjadikan franchise PES seolah tak tertandingi di negara kita tercinta ini, hingga saat ini.
Sejak Konami mentranslasikan Winning Eleven dan merilisnya untuk pasar global, popularitas Winning Eleven yang berubah nama menjadi Pro Evolution Soccer semakin tak tertandingi. Apalagi Konami boleh dibilang terus berinovasi hampir dalam seri terbaru yang dihadirkan. Tak hanya membekali diri dengan peningkatan visual dan animasi, Konami juga terus berupaya untuk menghasilkan pengalaman bermain yang lebih nyata dan kompetitif. Setelah melewati beragam evolusi dan revolusi, Pro Evolution Soccer akhirnya tiba pada wujudnya saat ini: Pro Evolution Soccer 2012!
Bagi Anda yang sudah menyimak impresi kami akan demo yang dihadirkan oleh Konami, Anda pasti sudah punya sedikit gambaran tentang berbagai hal baru yang ditawarkan di dalam PES 2012 ini. Preview dari versi full versionnya juga dihadirkan untuk memastikan kehadiran beberapa fitur yang belum dapat dicoba di versi demonya. Kini yang menjadi pertanyaan adalah: Seberapa signifikankah semua perubahan dan invasi Konami di PES 2012 ini? Apakah cukup mempengaruhi gaya kita bermain secara keseluruhan? Apakah sensasi yang dihadirkan tak ubahnya dengan perbaikan masif di PES 2011? Adakah fitur-fitur baru yang baru yang tak ditemukan di versi demonya? Untuk itulah review ini dihadirkan.

Visualisasi, Animasi, dan Dramatisasi


Detail yang jauh lebih baik.
Di versi demo, kualitas grafis yang dihadirkan oleh PES 2012 tak tampak berbeda dibandingkan versi PES 2011, masih mengusung visualisasi yang nyaris sama. Namun ketika menjajal full versionnya, harus diakui Konami melakukan pembenahan di sana-sini untuk menghasilkan kesan yang jauh lebih realistis. Berbagai detail tampak lebih mengagumkan di seri terbaru ini, khususnya pencitraan para pemain yang berlaga di lapangan. Anda akan dapat mengenali setiap mereka dengan jauh lebih baik. Detail yang ditunjukkan pada konsep lapangan dan kostum juga harus diacungi jempol.

Berbagai animasi tambahan yang belum ada di seri sebelumnya.

Tetap tak mudah untuk melakukannya.
Animasi gerakan di dalam Pro Evolution Soccer 2012 juga mengalami perubahan yang cukup signifikan. Para pemain bergerak dengan alur yang terasa lebih halus dan lancar, namun tetap tidak menghilangkan kesan realistis yang berusaha dibangun Konami. Tidak hanya itu saja, berbagai gerakan tambahan yang sebelumnya tidak ada di seri sebelumnya kini juga ditambahkan, dari gaya menendang, jatuh, bertahan, hingga selebrasi gol. Anda akan dapat melihat kerja keras Konami untuk memunculkan pengalaman lapangan nyata yang lebih baik.

Dramatisasi tambahan.
Visualisasi dan animasi memang mendapatkan perombakan yang meningkatkan kualitas PES 2012, namun Konami juga datang dengan kejutan baru. Mereka menambahkan sedikit dramatisasi yang dibangun lewat sebuah plot cerita untuk dua mode besar: “Master League” dan “Become A Legend”. Jika di seri sebelumnya, Anda hanya butuh melewati beberapa step sederhana dan langsung dibawa pada inti permainan, di seri PES 2012 ada sedikit alur yang harus diakui, dimana Anda berperan sebagai pelatih dan pemain yang baru saja direkrut dan butuh untuk memperilhatkan prestasi yang memuaskan pihak yang menyewa Anda. Sebuah langkah yang cukup baik dengan visualisasi yang tergolong baik.

Mode Preset Tactics di Game Plans


Jika kita membicarakan salah satu mode paling penting di Pro Evolution Soccer, maka Game Plans tentu saja menjadi yang paling krusial. Melalui menu ini, Anda bisa mengatur semua hal yang dibutuhkan untuk memenangkan sebuah pertandingan. Sebut saja formasi, susunan pemain, strategi serang dan bertahan, hingga peran masing-masing pemain. Game plans menjadi sebuah kebutuhan dasar yang harus diakses gamer sebelum memulai sebuah pertandingan. Mode inilah yang menjadi kunci paling utama untuk dapat menunjukkan kemampuan terbaik Anda sebagai seorang gamer PES, bahkan mendominasi.
Di PES 2012 ini, tampilan game plan tak jauh berbeda dibandingkan seri sebelumnya. Anda dapat mengganti posisi pemain dengan hanya menggerakkan nama mereka masuk dan keluar lapangan. Status para pemain juga dapat langsung terbaca begitu Anda memilih satu atau dua diantara para pemain ini, mempermudah Anda untuk membandingkan kemampuan mereka. Intinya, tak banyak hal berubah dari segi tampilan, hanya menambahkan wajah para pemain setiap kali Anda memilih nama mereka. Namun benarkah Konami tak merombak game plan sama sekali?

Preset tactics akan dapat diubah-ubah di dalam pertandingan
Jika Anda memerhatikan dengan seksama, maka menu di bagian bawah memperlihatkan sebuah opsi baru – Preset Tactics yang berjumlah empat buah. Pernahkah Anda merasa bahwa memiliki satu strategi di dalam pertandingan saja tidak cukup? Bahwa seperti pelatih sesungguhnya, Anda seharusnya punya kemampuan untuk merubah strategi sesuai dengan kondisi pertandingan yang sedang Anda hadapi? Hal inilah yang berusaha diakomodir oleh Preset Tactis ini. Apa kehebatannya?
Melalui setiap Preset Tactis ini, Anda dapat mengaplikasikan strategi yang berbeda satu sama lain, dari susunan pemain di lapangan hingga formasi dan strategi yang akan digunakan. Dengan memaksimalkan empat buah Preset-Tactics yang tersedia, Anda berkesempatan untuk menghadirkan gaya permainan yang lebih mengalir dan adaptif pada kondisi. Anda tinggal menekan tombol tertentu (d-pad kanan jika fungsi geraknya Anda matikan) untuk mengaktifkan Preset tactis dan terus merubah strategi yang Anda gunakan secara langsung di lapangan. Sederhana dan mudah untuk dikuasai. Sebuah inovasi yang pantas diacungi jempol.

Teammate Controls: Signifikankah dalam Pertandingan?


Skema kontrol untuk teammate controls.
Fitur paling utama yang dihadirkan Konami di dalam PES 2012 adalah kesempatan untuk menggerakkan pemain lain menggunakan skema kontrol baru yang disebut Teammate Controls. Bercermin dari keluhan gamer PES yang seringkali menyebut AI teman yang kurang adaptif untuk membaca gerak dan gaya bermain, Konami menghadirkan kebebasan lewat skema kontrol terbaru ini. Kini gamer tak perlu lagi mengandalkan kepintaran AI semata, Anda juga bisa memerintahkan pemain lain untuk bergerak maju atau bergerak sesuai keinginan Anda.
Konami mengadaptasikannnya lewat fungsi analog kanan yang mudah dikuasai. Anda hanya tinggal menekan analog kanan dan mengarahkannya untuk menguasai pemain tersebut secara langsung. Jika Anda melakukan konfigurasi otomatis di menu Teammate controls, maka Anda hanya bisa memintanya untuk berlari maju. Jika konfigurasi manual yang hidup, maka Anda dapat memintanya untuk bergerak kemanapun. Harus diakui, tidak mudah untuk menggerakkan dua pemain sekaligus, apalagi ketika permainan bergerak begitu cepat. Butuh latihan dan ekstra kerja keras untuk menguasai teammate controls ini.

Mengendalikan dua orang sekaligus? Tidak semudah itu.
Teammate controls ini juga bekerja hampir di seluruh “bola mati” di dalam permainan. Anda hanya tinggal mengarahkan analog kanan untuk mengendalikan pemain di lapangan dan menjadikannya sebagai target bola. Corner kick, free kick, hingga throw in menggunakan mekanisme yang sama. Pemain yang Anda pilih dapat berlari dan bergerak secara bebas, mencari posisi yang menurut Anda tepat dan lebih berpeluang untuk menciptakan gol. Hal yang sama juga berlaku ketika Anda bertahan. Anda hanya tinggal menggerakkan analog kanan untuk menentukan pemain mana yang Anda ingin gunakan untuk bertahan, lebih ringkas dan “tepat sasaran” dibandingkan menggunakan tombol konvensional untuk mengganti pemain.
Dengan fungsi Teammate Controls yang inovatif ini, apakah gamer akan merasakan sebuah pengalaman PES 2012 yang berbeda? Sayangnya, tidak. Walaupun Anda dapat menggunakannya dengan bebas, namun pertandingan yang seringkali berjalan cepat membuat Anda mustahil untuk mengaplikasikan fungsi ini dengan tepat. Tak hanya meminta pemain di depan untuk belari, Anda juga harus mengukur kekuatan passing pemain di analog kiri agar strategi ini berfungsi sempurna. Mudah? Perhitungkan faktor offside, pemain yang harus dihindari, dan sudut yang tepat. Ketika Anda memikirkan semua ini, bola sudah terlanjur direbut oleh lawan.

Jika Anda bisa menguasainya, umpan seperti ini sudah pasti menghasilkan gol.
Lagipula Konami sebenarnya sudah menyisipkan kemampuan AI yang jauh lebih adaptif di seri kali ini. Anda akan cukup berlega hati melihat penyerang Anda otomatis akan berlari maju ketika kondisi memang memungkinkan untuk sebuah umpan terobosan, misalnya. Menggabungkannya dengan kontrol manual ala Teammate Controls mungkin terdengar seperti konsep yang sempurna, namun kenyataannya tidak terlalu menghasilkan efek yang terlalu maksimal. Saya pribadi justru lebih sering bermain dengan gaya bermain biasa, layaknya sedang memainkan PES 2011. Teammate controls jarang sekali saya gunakan kecuali benar-benar dalam kondisi yang memungkinkan, misalnya hanya perlu mengecoh 1 pemain belakang saja. Akibatnya? Fitur yang satu ini harus diakui tak terlalu maksimal. Tak percaya? Anda coba saja gunakan melawan AI computer di tingkat kesulitan “Top Player”.  Menggunakan Teammate Controls? Lebih banyak menghasilkan perasaan frustrasi.

Biasakan Diri dengan Bunyi Peluit Foul!


Entah mengapa, pemain terasa begitu sensitif dan lemah. Mudah sekali jatuh.
Ini mungkin bagian yang membuat PES 2012 hampir menjadi game yang membuat saya frustrasi. Keinginan Konami untuk menghadirkan pengalaman bermain yang lebih realistis justru berbuntut pada kenyamanan bermain yang sedikit berkurang. Mengapa? Mereka memutuskan untuk menjadikan setiap pemain di dalam lapangan hijau menjadi terlalu “sensitif”, jika Anda tak mau menyebutnya sebagai manja.
Gamer yang pernah memainkan PES 2011 tentu mengerti bahwa tackle ringan seringkali berjalan efektif untuk merebut bola lawan yang berada di jarak yang cukup dekat. Gerakan ini masih dianggap “halus” karena jarang sekali menjatuhkan lawan dan memicu peluit foul. Namun di PES 2012, Anda akan bermusuhan dengan yang namanya tackle ini. Jika di masa lalu, Anda bisa melakukannya dengan damai, maka di seri terbaru ini, Anda harus berpikir ulang. Satu tackle dari sisi yang salah akan dengan mudahnya menjatuhkan lawan dan memicu peluit wasit berbunyi. Niat Anda untuk sekadar merebut bola seringkali berujung pada tendangan bebas, berulang-ulang dalam satu pertandingan. Sangat mengganggu.

Masalah Klasik: Lisensi dan Update Pemain yang Terlambat


Sayangnya, tak terupdate sempurna..
Berapa sering pun Konami menghadirkan Pro Evolution Soccer ke industri game, masalah yang satu ini tampaknya akan terus hadir. Benar sekali, kita sedang membicarakan masalah lisensi dan update pemain yang tak pernah berhasil ditangani oleh Konami. Anda masih akan menemukan tim dengan nama-nama aneh, seperti North London untuk Arsenal, Man Blue untuk Manchester City, dan sebagainya di PES 2012 ini. Walaupun Anda yang terbiasa memainkan PES sudah hafal dengan “nama pengganti” tim ini, namun bukankah akan lebih sempurna jika Konami dapat meraih setiap lisensinya?
Masalah klasik kedua, yakni update list para pemain yang tidak mengikuti kondisi terakhir dunia sepakbola juga masih ditemukan. Walaupun dirilis di penghujung tahun, Konami masih menghadirkan susunan pemain dalam tim berdasarkan bursa transfer awal tahun. Beberapa tim mendapatkan update terbaru, namun tidak sedikit juga yang masih bertahan dengan susunan pemain lama yang sudah menyebar entah ke mana. Contoh paling nyata: Inter masih memiliki Eto’o dan Arsenal masih menyimpan Fabregas. Memang hal ini akan teratasi dengan update patch resmi Konami yang sudah pasti akan dirilis pada beberapa minggu ke depan. Beruntung bagi gamer PC yang mampu mengaplikasikannya. Namun bagaimana dengan gamer konsol yang hidup dari bajakan?

Kesimpulan


Worth to play!
Peningkatan visualisasi, animasi, dan dramatisasi mungkin menjadi poin paling kasat mata dari PES 2012, membawa elemen yang mampu memanjakan mata para pemainnnya untuk waktu yang sangat lama. Fitur preset tactis yang diciptakan untuk membawa permainan yang lebih dinamis juga layak mendapatkan tribut, setidaknya membuat gamer kini lebih mampu untuk bereaksi secara tepat sesuai dengan kondisi lapangan terakhir. Mengganti peran tim dari bertahan hingga menyerang secara penuh dengan hanya mengandalkan satu tombol sederhana sudah pasti akan menjadi tambahan kemampuan yang layak dieksploitasi.
Konami memang berusaha menghadirkan beberapa fitur baru ke dalam Pro Evolution Soccer 2012 ini, namun sayangnya tidak semuanya dapat dikatakan berhasil. Konsep teammate controls memang harus diacungi jempol, sebuah inovasi yang cukup sempurna untuk mengakomodir kebutuhan gamer akan kendali yang lebih besar dalam menciptakan sebuah gaya permainan. Namun kesulitan untuk mengaplikasikannya dalam pertandingan yang berlangsung dengan cepat hampir membuat fitur yang satu ini seolah tak berguna sama sekali. Anda pasti akan lebih nyaman bermain dengan gaya permainan biasa seperti seri sebelumnya, hanya saja kali ini akan diperkuat dengan AI yang lebih baik dan adaptif. Teammate controls? Butuh lebih banyak usaha dan komitmen untuk mempelajarinya.
Memang PES 2012 masih menyisakan berbagai permasalahan klasik yang tak pernah mampu diselesaikan Konami, tetapi bukan berarti keseluruhan permainan ini tak layak dinikmati. PES 2012 masih menjadi game yang adiktif, kompetitif, dan menarik untuk dimainkan, khususnya bagi para penggemar game sepakbola. Semangat kompetisi yang kental akan membuat berbagai kekurangan yang disebutkan di atas menjadi tidak terlalu berarti. Walaupun hal-hal dasar seperti tackle dan peluit foul yang sering berbunyi akan cukup berpengaruh pada kenyamanan bermain. Saya mulai berpikir, apa jangan-jangan masalah yang satu ini berakar dari “ikon” yang dipilih untuk PES 2012 ini? Mmmm.. mungkin saja.

Kelebihan



Dramatisasi memberikan nilai lebih.
  • Hadirnya dramatisasi yang membuat pengalaman bermain berbeda.
  • Visualisasi dan Animasi yang meningkat.
  • Preset Tactics yang membuat pemainan bergerak lebih hidup.
  • Gerakan pemain yang halus.
  • Pass support untuk passing lebih akurat.

Kekurangan



Pemain seperti gelas kaca. Rapuh.
  • Teammate Controls yang tak berpengaruh signifikan.
  • Pemain didesain seolah terlalu rapuh, seringkali jatuh dan memicu peluit foul.
  • Tingkat kesulitan Top Player yang membuat frustrasi.
  • Lisensi dan Update Pemain yang belum terselesaikan.
Cocok untuk gamer: penggemar game sepak bola, pencinta PES, pemilik gaming center.
Tidak cocok untuk gamer: yang masih bingung mengapa sebuah bola berusaha direbut oleh 22 manusia dewasa.



Sumber: www.jagatReview.com

0 comments:

Post a Comment